“Barangsiapa menolak kamu ia menolak Aku”
(Ayb 38:1.12-21; 39:36-38; Luk 10:13-16)
"Celakalah
engkau Khorazim! Celakalah engkau Betsaida! karena jika di Tirus dan di
Sidon terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di tengah-tengah kamu,
sudah lama mereka bertobat dan berkabung. Akan tetapi pada waktu
penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih ringan dari pada
tanggunganmu. Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai
ke langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati!6
Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa
menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak
Dia yang mengutus Aku.”(Luk 10:13-16), demikian
kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Tuhan
hadir dan berkarya dimana-mana dan kapan saja melalui
ciptaan-ciptaanNya, terutama dalam diri manusia yang sungguh beriman.
Maka cara hidup dan cara bertindak orang yang sungguh beriman berarti
menghadirkan Tuhan yang hidup dan berkarya, sehingga kata-kata dan
tindakan merupakan perwujudan sabda dan kehendak Tuhan. Kami percaya
kita semua beriman, memang berbeda satu sama lain dalam hal kedalaman
dan pemahaman iman, namun demikian semuanya dapat menjadi nyata dalam
kehendak dan tindakan baik. Sabda hari
ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk saling menerima,
mendengarkan dan mengimani atau mempercayai orang lain atau
saudara-saudari kita. Tentu saja pertama-tama dan terutama
saya harapkan kita percaya kepada saudara-saudari kita yang setiap hari
hidup atau bekerja bersama, karena jika terhadap mereka yang setiap
hari hidup dan bekerja bersama kita tidak dapat saling percaya akan
lebih sulit percaya kepada orang yang lebih jauh atau kepada Tuhan.
Tidak dapat percaya kepada saudara-saudari dekat yang setiap hari hidup
atau bekerja bersama, percaya kepada orang lain yang jauh atau Tuhan
kiranya merupakan pura-pura, sandiwara atau pelarian tanggungjawab.
Memang ada orang yang kelihatan khusuk berdoa, namun ternyata dalam
hidup sehari-hari bermusuhan dengan mereka yang hidup bersama dengannya.
Kami berharap kepada para orangtua untuk mendidik dan membina
anak-anaknya dalam hal saling percaya satu sama
lain antar kakak-adik, dan tentu saja perlu teladan orangtua: saling
percaya antar suami-isteri. Maka marilah kita membina dan mengembangkan
diri menjadi orang yang dapat dipercaya.
· “Di
manakah jalan ke tempat kediaman terang, dan di manakah tempat tinggal
kegelapan, sehingga engkau dapat mengantarnya ke daerahnya, dan
mengetahui jalan-jalan ke rumahnya? Tentu engkau mengenalnya, karena
ketika itu engkau telah lahir, dan jumlah hari-harimu telah banyak” (Ayb 38:19-21). Kutipan
ini kiranya cukup bagus untuk kita renungkan atau refleksikan bersama.
Sebagai orang atau manusia kita telah menikmati
hari-hari yang dianugerahkan oleh Tuhan, dan kiranya kita juga
berpengalaman perihal jalan atau tempat terang dan gelap alias perbuatan
baik dan jahat, menyelamatkan dan mencelakakan. Sebagai orang beriman
kita kita lebih akan memilih jalan atau tempat terang daripada gelap,
lebih akan memilih bertindak jujur dan terbuka daripada bohong dan
menutup-nutupi diri. Kami percaya masing-masing dari kita telah menerima
pengetahuan perihal jalan atau tempat terang melalui orangtua atau para
guru dan pendamping kita, entah itu berupa kata-kata atau tindakan,
nasihat/petuah/petunjuk atau teladan konkret dalam tindakan. Maka
marilah ‘mikul duwur, mendhem jero’ orangtua atau pendidik dan
pendamping kita dengan melaksanakan atau menghayati jalan-jalan atau
cara-cara hidup dan bertindak baik yang telah kita terima. Kutipan di
atas kiranya juga mengingatkan dan mengajak para orangtua, pendidik atau
guru dapat menjadi
teladan dalam menelusuri jalan terang atau baik, dan untuk itu marilah
kita hayati motto bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantoro: “ing arso asung tulodho, ing madyo ambangun karso, tut wuri handayani” (= keteladanan, pemberdayaan dan motivasi). Yang paling mendesak dan up to date masa
kini untuk kita hayati dan sebarluaskan adalah keteladanan atau menjadi
inspirator bagi orang lain untuk menempuh atau menelusuri jalan-jalan
baik dan terang, hidup jujur, disiplin, tertib dan teratur sesuai dengan
aneka tata tertib atau aturan yang terkait dengan hidup, panggilan dan
tugas pengutusan kita masing-masing. Kami juga mengingatkan kita semua:
ketika kepada kita ditunjukkan jalan-jalan baik dan terang, hendaknya
tidak ditolak, melainkan diikuti dengan sepenuh hati.
“Ke
mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari dari
hadapan-Mu? Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh
tempat tidurku di dunia orang mati, di situ pun Engkau. Jika aku
terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di
sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku.” (Mzm 139:7-10)
Ign 5 Oktober 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar