Sabtu, 20 Oktober 2012

Renungan Minggu Biasa XXIX

Mg Biasa XXIX/Minggu Misi/Evangelisasi: Yes 53:10-11; Ibr 4:14-16; Mrk 10:35-45
“Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."
Saudara-saudari yang terkasih, saya mohon pada hari misi evangelisasi bagi bangsa-bangsa (ad gentes), khususnya bagi para pelayan, suatu pencurahan Roh Kudus bagi mereka, agar rahmat Allah memampukan mereka untuk memajukan misi evangelisasi dengan teguh dalam sejarah manusia. Bersama dengan Beato John Henry Newman, saya berdoa :’Ya Tuhan, dampingilah para misionaris-Mu di tanah-tanah misi, taruhlah kata-kata yang benar di bibir mereka dan buatlah jerih payah mereka menghasilkan buah berlimpah’. Semoga Santa Perawan Maria, Bunda Gereja dan Bintang Evangelisasi, menyertai semua misionaris Kabar Sukacita” (kutipan dari Pesan Paus Benediktus XVI dalam rangka mengenangkan Minggu Evangelisasi atau Misi Sedunia, 6 Januari 2012).
Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."(Mrk 10:45)
Dalam rangka melaksanakan tugas pengutusanNya, Sang Penyelamat Dunia telah rela dengan rendah hati dalam “melayani dan memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang”. Untuk itu Ia rela menderita, disiksa dan dihina sampai wafat disalibkan di kayu salib, menjadi tontonan banyak orang. Penyaliban merupakan hukuman terberat bagi para penjahat, maka dengan demikian Sang Penyelamat Dunia, meskipun baik, rela diperlakukan sebagai penjahat, tidak mengeluh dan menggerutu. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita memiliki tugas missioner untuk mewartakan kabar baik, apa-apa yang baik, dengan semangat melayani dan rendah hati. Maka marilah kita hidup dan bertindak dengan saling melayani, mempersembahkan tenaga dan waktu kita bagi orang lain, demi kebahagiaan dan keselamatan mereka, tentu saja pertama-tama dan terutama adalah keselamatan jiwa.
Nyawa” adalah semangat atau gairah, cita-cita dan harapan yang membuat kita bersemangat dan bergairah. Arahkan cita-cita, harapan dan dambaan anda bagi ‘tebusan banyak orang’ atau keselamatan dan kebahagiaan semua orang, tanpa pandang bulu. Kami percaya bahwa anda para suami dan isteri pasti memiliki pengalaman untuk saling menyerahkan ‘nyawa’, saling berbagi cita-cita, harapan dan dambaan serta kemudian bersama-sama melangkah maju untuk mewujudkan cita-cita, harapan dan dambaan yang telah disatukan. Maka kami berharap anda mendidik dan membina anak-anak anda sedini mungkin untuk saling mempersembahkan diri kepada saudara-saudarinya dalam satu keluarga, kakak-adik, dan kemudian diperluas kepada para sahabat dan rekan tetangga maupun rekan belajar atau bekerja.
Sikap mental ‘melayani’ hendaknya juga kita hayati, perdalam dan perkembangkan dalam  dan melalui cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun. Melayani berarti senantiasa berusaha membahagiakan, sebagaimana terjadi dalam diri pelayan yang baik dalam komunitas, keluarga maupun tempat kerja atau tempat tugas. Pelayan yang baik juga tidak pernah mengeluh atau menggerutu ketika mengalami kesulitan, menghadapi tantangan maupun tegoran keras dari orang lain yang harus dilayani. Mengeluh atau menggerutu hemat kami berarti melecehkan atau merendahkan yang lain, dan merasa dirinya yang terbaik. Marilah kita belajar dan meneladan Yesus yang dalam puncak penderitaanNya tidak mengeluh dan menggerutu, bahkan mendoakan mereka yang telah membuatNya menderita. Kami percaya dalam kehidupan sehari-hari kita pasti menghadapi apa-apa yang tidak sesuai dengan selera pribadi kita, maka hendaknya hal itu dihadapi dan disikapi dengan rendah hati seraya mendoakan mereka yang telah mempersulit hidup dan pelayanan kita. Dengan kata lain hendaknya kita senantiasa mendoakan mereka yang memusuhi kita atau membuat kita tidak enak, menderita, dst… Itulah kiranya salah satu penghayatan panggilan missioner yang dapat dilakukan oleh siapapun dan kapan pun: kerasulan doa. Maka sisipkan doa khusus bagi orang lain dalam doa-doa harian anda, demikian juga dalam Perayaan Ekaristi  para imam hendaknya mendoakan orang lain, lebih-lebih mereka yang sedang mengalami kesulitan dalam hidup, panggilan dan tugas pengutusannya.
Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah, baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya” (Ibr 4:14-16)
Kutipan di atas ini secara khusus kiranya baik menjadi bahan permenungan atau refleksi bagi rekan-rekan imam, dan secara umum bagi segenap umat beriman yang juga memiliki panggilan imamat umum. Salah satu cirikhas panggilan imamat adalah sebagai ‘penyalur’: menyalurkan rahmat atau berkat Tuhan bagi sesamanya dan menyalurkan doa, dambaan, kerinduan, harapan dst.. sesamanya kepada Tuhan. Dalam anggota tubuh kita yang kelihatan hemat saya fungsi penyalur yang baik adalah ‘leher’, dimana melalui leher apa yang dibutuhkan oleh seluruh anggota tubuh, yaitu makanan dan minuman serta udara segar lewat. Apa yang diterima oleh leher langsung diteruskan semuanya, tiada sedikitpun yang diambil alias dikorupsi. Leher juga tidak pernah dapat menikmati makanan dan minuman yang lewat, tak pernah berfungsi menyakiti. Sementara anggota tubuh lain yang kelihatan beristirahat, leher tetap bekerja atau berfungsi sebagai penyalur, yaitu penyalur udara segar.
Marilah kita berpartisipasi dalam kelemahan-kelemahan saudara-saudari kita, dan senantiasa siap sedia untuk dicobai dalam rangka berfungsi sebagai penyalur rahmat atau berkat Allah maupun doa, dambaan dan kerinduan umat Allah. Biarlah kehadiran dan sepak terjang kita di antara saudara-saudari kita dapat menjadi kasih karunia bagi mereka. Memang untuk itu kita senantiasa diharapkan hidup bersatu dan bersama dengan Allah dalam situasi dan kondisi macam apapun dan dimana pun. Menghayati panggilan imamat hemat saya kita harus sungguh hadir dalam  kebersamaan hidup umat Allah, seraya mendengarkan dengan rendah hati suka-duka umat Allah, dan kemudian kita tanggapi suka-duka umat Allah sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang ada pada diri kita.
TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya. Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul” (Yes 53:10-11). Setia menghayati panggilan imamat hemat saya tak akan terlepas dari hati dan jiwa yang disakiti oleh orang lain atau hati dan jiwa kita harus bersusah karena dosa dan kekurangan orang lain. Hati dan jiwa kita akan segera puas dan bahagia jika kita juga segera membantu orang-orang berdosa dan berkekurangan, sebaliknya jika kita diam saja berarti kita akan tetap sedih hati dan hancur jiwa kita. Kami harapkan kita lebih baik disakiti hati dan jiwa kita karena kesetiaan pada panggilan imamat daripada menyakiti hati dan jiwa orang lain karena egoisme dan kemunafikan kita. Cirikhas seorang utusan antara lain memang disakiti, dicemooh dan mungkin juga kurang diperhatikan.
Aku mau menyanyikan syukur kepada-Mu dalam jemaah yang besar, di tengah-tengah rakyat yang banyak aku mau memuji-muji Engkau. Janganlah sekali-kali bersukacita atas aku orang-orang yang memusuhi aku tanpa sebab, atau mengedip-ngedipkan mata orang-orang yang membenci aku tanpa alasan.Karena mereka tidak membicarakan damai, dan terhadap orang-orang yang rukun di negeri mereka merancangkan penipuan,” (Mzm 35:18-20)
Ign 21 Oktober 2012

Renungan 20 Oktober 2012

“Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan”
(Ef 1:15-23; Luk 12:8-12)
“ Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah. Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni. Apabila orang menghadapkan kamu kepada majelis-majelis atau kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa, janganlah kamu kuatir bagaimana dan apa yang harus kamu katakan untuk membela dirimu. Sebab pada saat itu juga Roh Kudus akan mengajar kamu apa yang harus kamu katakan” (Luk 12:8-12), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Sebagai warganegara atau warga masyarakat biasa mungkin kita harus bertemu atau berhadapan dengan para penguasa atau pejabat tinggi pemerintahan. Dari pengamatan saya ada orang-orang yang takut menghadapi penguasa atau pejabat tinggi, takut harus bicara apa , takut kalau nanti ditanyai aneka macam perkara. Demikian juga ada orang takut sebagai saksi di pengadilan. Sabda hari ini mengingatkan kita semua bahwa jika kita hidup dalam dan oleh Roh Kudus, hendaknya tidak perlu takut harus berkata apa. Hidup dalam dan oleh Roh Kudus berarti hidup baik dan suci, tidak pernah berbuat jahat sedikitpun atau sekecil apapun. Jika kita demikian adanya percayalah bahwa dalam situasai dan kondisi apapun kita pasti akan dapat berkata apa yang baik serta menanggapi aneka pertanyaan atau terror dan ancaman. Maka hendaknya dengan tenang seraya dalam hati berdoa kepada Tuhan ketika harus berhadapan dengan masalah, tantangan dan hambatan maupun aneka pertanyaan dari orang lain, termasuk dari para penguasa maupun pejabat tinggi pemerintahan. Sikapilah mereka toh sama dengan kita dan hanya berbeda dalam fungsi, sama-sama manusia, ciptaan Allah dan sama-sama mendambakan hidup damai sejahtera. Salah satu cara konkret adalah lihat dan angkat apa yang menjadi hobby atau kesenangan yang bersangkutan, serta pujilah apa yang baik dalam dirinya. Dengan kata lain hendaknya kita senantiasa bersikap positif terhadap orang lain, dan jangan berprasangka jelek apapun. Marilah kita imani bahwa semua orang berkehendak baik, maka temukan dan akui kehendak baik orang lain maupun dalam diri kita serta kemudian kita sinerjikan dalam menghadapi aneka masalah, tantangan dan hambatan kehidupan bersama.
·   Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, aku pun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar” (Ef 1:15-17). Paulus mengingatkan kita semua agar saling melihat dan mengakui dan mengimani penghayatan iman saudara-saudari kita. Kita dipanggil untuk saling bersyukur atas penghayatan iman yang dapat kita lakukan, karena jika kita dapat menghayati iman hemat saya hal itu merupakan karya Allah dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini, merupakan anugerah Allah. Maka jika kita sungguh dapat menghayati iman dengan baik, kami harapkan kita hidup dengan rendah hati, berterima kasih dan bersyukur. Kutipan di atas ini kiranya juga mengingatkan kita semua untuk mengenangkan para pendahulu kita yang sungguh beriman, dan kemudian meneladan penghayatan imannya dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari. “Aku selalu mengingat kamu dalam doaku”, demikian kata Paulus. Apa yang dikatakan ini hendaknya juga menjadi kata-kata kita serta kemudian kita hayati dalam hidup kita. Kami berharap setiap hari berdoa, dan dalam berdoa hendaknya juga mendoakan orang-orang yang telah berbuat baik kepada kita, misalnya para donator yang dengan murah hati sebagai wujud kemurahan hati Allah telah mengorbankan sebagai harta benda atau uangnya guna membantu mereka yang miskin dan berkekurangan atau yang sungguh membutuhkan bantuan. Kami di Seminari Menengah Mertoyudan dalam misa harian senantiasa mendoakan para donator yang dengan murah hati telah membantu kehidupan para seminaris. Tentu saja saya juga berharap kepada mereka yang berkecukupan atau berkelimpahan dalam hal kebutuhan sehari-hari juga senantiasa bersyukur dan berterima kasih kepada Allah serta mendoakan mereka yang membantu kesuksesan hidup dan karya atau pekerjaan anda.
Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu,…Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan bintang-bintang yang Kautempatkan: apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya” (Mzm 8:2-3a.4-5)
Ign 20 Oktober 2012

Jumat, 19 Oktober 2012

Resing Adorasi 19/10/12

Jumat, 19 Oktober 2012
Hari Biasa Pekan XXVIII

"Roh Kudus adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya." (Efesus 1:14).

Roh Kudus adalah jiwa Gereja, jiwa kita! Tanpa Roh Kudus, tak ada Gereja! Berkat Roh Kudus, iman akan Yesus Kristus berakar, bertumbuh & berbuah!

Roh Kudus membimbing, menghibur dan menolong kita sehingga kita layak mempersembahkan puji-pujian kemuliaan-Nya! Adorasi Ekaristi Abadi merupakan wujud nyata buah Roh Kudus.

Dengan berAdorasi Ekaristi Abadi, kita melambungkan madah pujian yang tak kunjung berhenti, sambung-menyambung, dari saat ke saat, waktu ke waktu, hari ke hari, minggu ke minggu, bulan ke bulan, tahun ke tahun! Di sanalah, masa tak lagi berupa kumpulan waktu melainkan kasih tanpa henti bersama Kristus yang hadir dalam Sakramen Mahakudus!

(rmabudippr)
Berkah Dalem
Sent from my heart of budhenkpr

Aloys Budi Purnomo Pr
"abdi Dalem palawija"
Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan; Komisi HAK Keuskupan Agung Semarang.

Renungan 19 Oktober 2012

“Janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh”
(Ef 1:11-14; Luk 12:1-7)
“ Sementara itu beribu-ribu orang banyak telah berkerumun, sehingga mereka berdesak-desakan. Lalu Yesus mulai mengajar, pertama-tama kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi. Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah. Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia! Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit.” (Luk 12:1-7), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Hidup dan bertindak jujur, baik dan bermoral pada masa kini memang sungguh berat, harus menghadapi banyak tantangan, masalah dan hambatan, atau bahkan ancaman untuk disingkirkan. Demikian juga para pemberantas korupsi maupun pejuang kebenaran dan kejujuran senantiasa menghadapi ancaman dan terror. Sebagaimana terjadi akhir-akhir ini kasus  antara KPK dan Polri, ada gejala saling menjatuhkan atau mencari kelemahan dan kekurangan yang lain. Meskipun harus menghadapi masalah, tantangan, hambatan, terror dan ancaman, kami berharap kepada para pemberantas korupsi dan pejuang serta pembela kebenaran untuk tetap tabah, tidak perlu takut. Percayalah mereka pasti tidak akan membunuh anda. “Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia”, demikian sabda Yesus, yang kiranya dapat menjadi pegangan cara hidup dan cara bertindak kita. Tuhan hadir dan berkarya terus menerus dimana pun dan kapan pun, maka apapun yang kita lakukan pasti diketahui oleh Tuhan. Dengan kata lain jika kita sungguh beriman kepada Tuhan, hendaknya kita takut jika kita tidak melakukan apa yang baik, jujur, benar dan bermoral. Hendaknya kita tidak takut menghadapi ancaman fisik, karena seandainya ada bagian tubuh kita yang sakit kiranya dengan mudah dapat disembuhkan, tetapi sakit hati atau sakit jiwa lebih sulit untuk disembuhkan. Ada pepatah bahwa sakit hati pasti dibawa sampai mati. Maka kami berharap kepada kita semua untuk tidak saling menyakiti hati satu sama lain.
·   “Di dalam Dia kamu juga -- karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu -- di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya”(Ef 1:13-14). Apa yang dikatakan oleh Paulus kepada umat di Efesus di atas ini kiranya dapat menjadi pegangan kita sebagai orang beriman. Kita diharapkan hidup dalam Roh Kudus alias hidup dan bertindak dijiwai oleh nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan yang menyelamatkan jiwa manusia. Nilai atau keutamaan yang mendesak dan up to date untuk kita hayati dan sebarluaskan pada masa kini hemat saya adalah jujur  dan disiplin, mengingat dan memperhatikan kehidupan bersama masa kini masih diwarnai atau bahkan  didominasi oleh kebohongan dan sikap mental seenaknya sendiri, kurang memperhatikan aneka tata tertib dan aturan. Memang ada rumor yang mengatakan bahwa orang jujur akan hancur, tetapi hemat saya yang benar adalah orang jujur akan hancur untuk sementara dan mulia serta bahagia selamanya. Pembohong memang akan berbahagia untuk sementara, tetapi sekali berbohong akan terus berbohong dan setiap kebohongan baru akan lebih besar guna menutupi kebohongan sebelumnya. Demikian juga orang yang tidak disiplin akan merugi pada dirinya sendiri, memang untuk sementara akan beruntung, tetapi akan malang dan menderita selamanya. Orang yang tidak jujur dan tidak disiplin akan menjadi sampah masyarakat, yang kemudian dirinya akan merasa terancam terus menerus, tidak tenang dan tidak tenteram dalam hidup sehari-hari: tidur tidak nyenyak dan makan apapun akan terasa tidak enak.
“Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam TUHAN! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang-orang jujur.Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN.” (Mzm 33:1-2.4-5)
Ign 19 Oktober 2012

Kamis, 18 Oktober 2012

Resing Adorasi 18/10/12

Kamis 18 Oktober 2012
PESTA ST. LUKAS, Penulis Injil

"Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu." (Lukas 10:2).

Seiring dengan maraknya gerakan Adorasi Ekaristi Abadi, dibutuhkan relawati-relawan untuk menjaga keajegan dan kesinambungan gerakan doa yang tak kunjung henti, dua puluh empat jam setiap hari! Syukur kepada Allah, tuaian untuk gerakan ini kian banyak!

Bersama Beato Paus Johanes Paulus II dan St. Peter Julian Eymard, marilah kita memohon agar semakin banyak orang dikaruniai Roh Kudus sehingga diberi kasih, kerelaan dan keberanian untuk menanggapi undangan Adorasi Ekaristi Abadi! Terutama, semoga gerakan Adorasi Ekaristi Abadi kian tersebar di paroki-paroki di seluruh dunia!

Tidak mudah memang! Ibarat sabda Yesus sendiri, "sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala." (Lukas 10:3). Terima kasih kepada Saudari-saudara yang telah terlibat di dalam gerakan ini! [Terima kasih kepada Ryan, anak kelas 1 SD Kebon Dalem, yang kemarin siang jam 12.45 saya jumpai menyusul ibunya yang sedang berdoa di Kapel Adorasi Ekaristi Abadi St Maria Bunda Sakramen Mahakudus dan ikut berdoa di sana dengan kepolosannya...! Terlampir foto Ryan, saat sedang mengenakan sepatunya setelah keluar dari Kapel Adorasi Kebon Dalem...]

(rmabudippr)

Berkah Dalem
Sent from my heart of budhenkpr

Aloys Budi Purnomo Pr
"abdi Dalem palawija"
Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan; Komisi HAK Keuskupan Agung Semarang.

Rabu, 17 Oktober 2012

Renungan 18 Oktober 2012

“Tuhan mengutus mereka mendahuluiNya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungiNya”
(2Tim 4:10-17b; Luk 10:1-9)
“ Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.” (Luk 10:1-9), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Lukas, Pengarang Injil, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   St.Lukas yang kita kenangkan hari ini adalah sahabat Paulus, Rasul Agung, yang setia mengikuti Paulus serta mencatat apa yang dialami dan dikatakan atau diajarkan oleh Paulus. Apa yang ia lihat dan dengarkan itulah yang akhirnya ia bukukan dalam bentuk buku, Injil Lukas dan Kisah Para Rasul, yang bagi kita sangat bermanfaat sampai kini. Kutipan Warta Gembira atau Injilnya hari ini mengkisahkan tugas kerasulan atau pengutusan para murid, dimana para murid diperintahkan oleh Yesus untuk mendahuluiNya mengunjungi kota atau desa yang akan dikunjungiNya. Dengan kata lain para murid dipanggil untuk mempersiapkan jalan bagi Penyelamat Dunia. Sebagai umat beriman, khususnya yang beriman kepada Yesus Kristus, dipanggil melalui cara hidup dan cara bertindak dimana pun dan kapan pun, sebagai perintis jalan Penyelamat Dunia, alias mempersiapkan lingkungan hidup, terutama saudara-saudari kita atau sesama kita agar siap sedia didatangi oleh Tuhan kapan pun juga. Memang untuk itu kita akan menghadapi aneka tantangan dan hambatan, sebagaimana disabdakanNya bahwa “Sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan.”. Pesan ini mengingatkan kita agar kita lebih mengandalkan diri sebagai orang yang sungguh beriman dalam menghayati panggilan maupun melaksanakan tugas pengutusan, bukan sarana-prasarana, uang atau harta benda. Dengan kata lain kita dipanggil untuk merasul dengan kesaksian hidup kita yang dibaktikan kepada Tuhan sepenuhnya.
·   Aleksander, tukang tembaga itu, telah banyak berbuat kejahatan terhadap aku. Tuhan akan membalasnya menurut perbuatannya. Hendaklah engkau juga waspada terhadap dia, karena dia sangat menentang ajaran kita. Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak seorang pun yang membantu aku, semuanya meninggalkan aku -- kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka --, tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa.” (2Tim 4:14-17). Apa yang dikatakan Paulus di atas ini kiranya mengingatkan kita semua agar tidak takut dan tidak gentar dalam menghadapi aneka tantangan maupun masalah dalam menjadi saksi iman atau mewartakan apa yang baik, menyelamatkan dan membahagiakan terutama keselamatan jiwa manusia. “Tuhan mendampingi aku dan menguatkan aku”, inilah yang hendaknya juga menjadi keyakinan iman kita. Mempercayakan diri sepenuhnya kepada Tuhan dalam cara hidup dan cara bertindak, dalam menghayati panggilan maupun melaksanakan tugas pengutusan, itulah yang harus kita hayati atau lakukan. Dengan demikian kita akan terlepaskan dari aneka ancaman atau bahaya yang mendatangi kita, karena aneka ancaman atau bahaya pada umumnya lahir dari setan, dan setan dapat dikalahkan oleh Tuhan. Apalagi ketika ancaman atau bahaya tersebut berasal dari manusia kurang atau tidak beriman, maka pasti akan dapat dikalahkan. Semoga segenap umat beriman senantiasa waspada terhadap aneka bentuk rayuan dan godaan setan melalui orang-orang jahat dan tak bermoral. Marilah dalam terang Roh Kudus kita hadapi aneka rayuan dan godaan yang akan merongrong iman kita.
Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau.Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu,untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu.Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan” (Mzm 145:10-13a)
Ign 18 Oktober 2012

Resing Adorasi 17/10/12

Rabu, 17 Oktober 2012
PW St. Ignatius dari Antiokhia, Uskup dan Martir

"Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya." (Filipi 3:20-21).

Mengalami kebenaran bahwa kita warga sorga bukan nanti setelah mati; tapi kini sini saat kita masih di dunia! Relasi akrab mesra dengan Tuhan Yesus Kristus itulah sorga dunia!

Kristus Sang Juruselamat mengubah tubuh kita yang hina agar serupa dengan Tubuh-Nya yang mulia! Kita menerima Tubuh-Nya yang mulia saat merayakan Ekaristi dan menyembah Tubuh-Nya saat kita berAdorasi Ekaristi Abadi!

Jadi, Adorasi Ekaristi Abadi merupakan rintisan kehidupan sorgawi, menyelaraskan tubuh kita yang hina dengan Tubuh-Nya yang mulia! Apalagi kita sudah menjadi anggota Tubuh-Nya berkat Sakramen Baptis! Wah, asyik buangeeeettt! Orang Jawa bilang: "nengsemake!"

(rmabudippr)


Berkah Dalem
Sent from my heart of budhenkpr

Aloys Budi Purnomo Pr
"abdi Dalem palawija"
Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan; Komisi HAK Keuskupan Agung Semarang.

Selasa, 16 Oktober 2012

Renungan 17 Oktober 2012

“Barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal.”
(Flp 3:17-4:2; Yoh 12:24-26)
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah. Barangsiapa mencintai nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa tidak mencintai nyawanya di dunia ini, ia akan memeliharanya untuk hidup yang kekal. Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situ pun pelayan-Ku akan berada. Barangsiapa melayani Aku, ia akan dihormati Bapa” (Yoh 12:24-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Ignatius dari Antiokia, uskup dan martir, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Terpanggil menjadi uskup maupun pembantunya, imam, hemat saya harus mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan melalui umat maupun masyarakat dengan penuh pelayanan dan kerendahan hati. Ia sungguh menyerahkan atau membaktikan waktu dan tenaganya, tentu saja juga hati, jiwa dan akal budinya bagi keselamatan jiwa warga masyarakat pada umumnya dan umat katolik khususnya, yang harus digembalakan atau dilayani. Dengan kata lain menghayati rahmat kemartiran yang dianugerahkan oleh Tuhan. Perihal pastor paroki antara lain ditegaskan bahwa “hendaknya ia unggul dalam ajaran sehat dan moral, memiliki perhatian pada jiwa-jiwa dan keutamaan-keutamaan lainnya, dan juga mempuyai kualitas yang dituntut hukum universal dan particular untuk membina paroki yang bersangkutan” (KHK kan 521 $ 2). Perhatian terhadap jiwa-jiwa dan keutamaan-keutamaan pada masa kini memang sungguh merupakan salah satu penghayatan rahmat kemartiran, mengingat dan memperhatikan sikap mental materialistis telah begitu merasuki cara hidup dan cara bertindak warga masyarakat maupun umat Allah. St.Ignatius dari Antiokia yang kita kenangkan hari ini dikenal berbudi bahasa halus dan beriman teguh, maka dengan ini kami berharap secara khusus kepada rekan-rekan imam untuk senantiasa berbudi bahasa halus dan beriman teguh dalam menghayati panggilan maupun melaksanakan tugas pengutusannya. Hadapi dan sikapi segenap warga masyarakat maupun umat Allah dengan budi bahasa halus dan iman yang teguh, dan hendaknya jangan berbawa arus sikap materialistis yang marak pada masa kini. Marilah kita perhatikan keselamatan jiwa warga masyarakat maupun umat Allah, dan kita ajak mereka untuk berbudi bahasa halus dan beriman teguh dalam cara hidup dan cara bertindak mereka sehari-hari dimana pun dan kapan pun.
·   “Karena kewargaan kita adalah di dalam sorga, dan dari situ juga kita menantikan Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat, yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia, menurut kuasa-Nya yang dapat menaklukkan segala sesuatu kepada diri-Nya” (Flp 3:20-21), demikian peringatan dan ajakan Paulus kepada umat di Filipi, kepada kita semua umat Allah. Sebagai umat Allah kita dipanggil untuk senantiasa melaksanakan kehendak dan perintah Allah dimana pun dan kapan pun, “karena kewargaan kita adalah di dalam sorga”. Kita semua berasal dari sorga dan pada suatu saat ketika dipanggil Tuhan atau meninggal dunia diharapkan kembali ke sorga. Maka selayaknya selama hidup di dunia ini kita senantiasa hidup dan bertindak sesuai dengan perintah dan kehendak Allah, tidak hidup dan bertindak seenaknya sendiri, mengikuti selera dan keinginan pribadi. Sebagai orang katolik yang telah dibaptis serta menggunakan nama baptis, santo atau santa, kiranya kita dapat meneladan cara hidup dan cara bertindak santo atau santa pelindung kita masing-masing. Maka hendaknya kita sungguh mengenal secara mendalam santo atau santa pelindung kita, yang telah hidup mulia dan berbahagia kembali di sorga. Marilah kita hidup dan bertindak sebagai orang yang sedang menantikan hidup bahagia dan damai sejahtera selamanya; tunjukkan kegairahan hidup dan tindakan kita sebagai orang yang memiliki harapan hidup bahagia dan damai selamanya. Arahkan harapan dan cita-cita anda pada hal-hal sorgawi atau spiritual/rohani, bukan pada hal-hal fisik atau jasmani belaka. Jagalah kesucian dan kebersihan hati, jiwa, akal budi maupun tubuh anda, dan hendaknya jangan melakukan dosa atau kejahatan sekecil apapun. Kami berharap agar anak-anak di dalam keluarga sedini mungkin dididik dan dibina dalam hal hidup berbudi pekerti luhur atau bermoral, jauhkan sikap materialistis atau duniawi dari anak-anak anda.
Bersyukurlah kepada TUHAN dengan kecapi, bermazmurlah bagi-Nya dengan gambus sepuluh tali! Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai! Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan.Ia senang kepada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia TUHAN.” (Mzm 33:2-6)
Ign 17 Oktober 2012  

Resing Adorasi 16/10/12

Selasa 16 Oktober 2012
Pekan Biasa XXVIII

"Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu." (Lukas 11:41).

Apa yang bisa kita jadikan sedekah sebagai persembahan yang membersihkan kita? Saat kita merayakan Ekaristi, ada bagian yang disebut persembahan! Yang kita persembahkan bukan hanya hasil karya dan derma (kolekte) dan bahan persembahan roti-anggur!

Kita juga harus memoersembahkan seluruh diri kita: kelemahan dan dosa, rasa sakit yang harus disembuhkan, rasa sesal yang harus diampuni, kecemasan dan kekuatiran kita, bahkan hawa nafsu, iri, dendam, kebencian dan rasa diri paling benar! Itulah sedekah dan persembahan kita agar kita dibersihkan oleh kasih-Nya!

Dalam Adorasi Ekaristi Abadi, kita melanjutkan upaya mempersembahkan diri dengan segala kelemahan, dosa dan keterbatasan kita! Dengan demikian kita dibersihkan terus-menerus oleh kasih dan kehadiran-Nya dalam Sakramen Mahakudus, sesembahan kita!

(rmabudippr)
Berkah Dalem
Sent from my heart of budhenkpr

Aloys Budi Purnomo Pr
"abdi Dalem palawija"
Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan; Komisi HAK Keuskupan Agung Semarang.

Senin, 15 Oktober 2012

Renungan 16 Oktober 2012

“Berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu”
(Gal 4:31b-5:6; Luk 11:37-41)
“ Ketika Yesus selesai mengajar, seorang Farisi mengundang Dia untuk makan di rumahnya. Maka masuklah Ia ke rumah itu, lalu duduk makan. Orang Farisi itu melihat hal itu dan ia heran, karena Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan. Tetapi Tuhan berkata kepadanya: "Kamu orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu” (Luk 11:37-41), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Cukup banyak orang dalam cara hidup dan cara bertindaknya lebih menekankan apa yang kelihatan di luar atau bagian luarnya dan kurang menunjukkan bagian dalamnya, atau bahkan apa yang di dalam hati, pikiran dan perasaannya disimpan rapat-rapat. Berpakaian rapi serta tampil cantik atau tampan ternyata yang bersangkutan adalah orang jahat atau tak bermoral. Sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk bersih luar-dalam, dan kiranya lebih-lebih dan terutama adalah yang bagian dalam yaitu bersih hati, jiwa dan akal budinya. Kami percaya jika bagian dalam ini sungguh bersih, maka orang yang bersangkutan pasti akan memikat, mempesona dan menarik semua orang dalam keadaan atau kondisi apapun. Maka kami berharap kita semua tidak munafik dan hidup bersandiwara, melainkan hendaknya jujur terhadap diri sendiri, tidak menipu atau mengelabui diri sendiri. Hendaknya kita juga terbuka, tiada sesuatu pun yang tertutupi dalam diri kita, tentu saja tidak secara fisik, melainkan secara spiritual dimana kita dengan rendah hati berani membuka dan membagikan isi hati, jiwa dan akal budi maupun perasaan kepada orang lain. Tentu saja pertama-tama dant terutama kami mengingatkan kita semua yang setiap hari hidup bersama, entah di dalam keluarga maupun komunitas, untuk senantiasa saling terbuka satu sama lain, misalnya antar suami dan isteri, antar orangtua dan anak-anak, antar anggota komunitas dst… Semoga kita semua senantiasa menjauhkan diri dari sikap Farisi, yang menekankan apa yang kelihatan, sementara apa yang ada di dalam hati, pikiran dan jiwa, yang tidak kelihatan kurang memperoleh perhatian. Marilah kita perhatikan pendidikan moral atau budi pekerti bagi anak-anak atau peserta didik kita dengans secara inklusif melalui aneka kegiatan dan derap langkah kita.
·   Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia.Sebab oleh Roh, dan karena iman, kita menantikan kebenaran yang kita harapkan. Sebab bagi orang-orang yang ada di dalam Kristus Yesus hal bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih” (Gal 5:4-6). Kutipan ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk senanitiasa hidup dan bertindak dijiwai oleh iman. Maka baiklah di Tahun Iman ini kita berusaha terus menerus agar cara hidup dan cara bertindak kita dijiwai oleh iman kita, dan untuk itu sebagaimana dianjurkan kepada kita semua, marilah kita baca, renungkan dan cecap dalam-dalam apa yang tertulis di dalam Kitab Suci. “Hanya iman yang bekerja oleh kasih”, demikian peringatan Paulus. Kita semua mengaku diri sebagai umat beriman, maka baiklah hal itu tidak hanya manis di mulut dalam kata-kata saja, melainkan menjadi nyata dalam cara hidup dan cara bertindak, dalam perilaku kita sehari-hari. Salah satu wujud penghayatan iman adalah hidup saling mengasihi dengan siapapun tanpa pandang bulu, SARA, karena kasih sejati tak dapat dibatasi atau tak terbatas. Kita juga diingatkan untuk mensikapi dan menghayati aneka aturan atau tata tertib dalam dan oleh kasih, karena aneka aturan dan tata tertib dibuat dan diundangkan dalam kasih dengan tujuan membantu kita semua untuk saling mengasihi secara konkret. Maka jika ada aturan atau tata tertib yang mendorong atau menuntun orang untuk hidup saling mengasihi, hendaknya dengan tegas diluruskan atau dibetulkan. Saya percaya bahwa semua agama mengajarkan hidup saling mengasihi, maka ketika ada orang beragama cara hidup  dan cara bertindaknya merusak dan mencelakakan orang lain, hemat saya yang bersangkutan sungguh munafik: mengaku beragama tetapi tidak menghayati ajaran utama atau pokok agamanya.
Kiranya kasih setia-Mu mendatangi aku, ya TUHAN, keselamatan dari pada-Mu itu sesuai dengan janji-Mu, supaya aku dapat memberi jawab kepada orang yang mencela aku, sebab aku percaya kepada firman-Mu. Janganlah sekali-kali mencabut firman kebenaran dari mulutku, sebab aku berharap kepada hukum-hukum-Mu. Aku hendak berpegang pada Taurat-Mu senantiasa, untuk seterusnya dan selamanya.Aku hendak hidup dalam kelegaan, sebab aku mencari titah-titah-Mu
(Mzm 119:41-45)
Ign 16 Oktober 2012

Resing Adorasi 15/10/12

Senin, 15 Oktober 2012
PW St. Teresia Avila, Perawan dan Pujangga Gereja

"Mereka menghendaki suatu tanda, tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus." (Lukas 11:29).

Kita sudah diberi tanda yang melebihi tanda Yunus. Yunus dibenamkan dalam perut ikan tiga hari tanda kematian dan pemakaman Yesus di perut bumi!

Kini, Yesus Kristus yang telah wafat dan bangkit dari maut tinggal di antara kita setiap saat dalam Adorasi Ekaristi Abadi! Kita dibenamkan dalam kasih-Nya yang tanpa batas setiap kali datang dan bersembah sujud di hadapan-Nya!

Mari kita percaya dengan iman kita bahwa Yesus Kristus sungguh hadir dan menyertai kita dalam Sakramen Mahakudus yang ditahtakan di altar Kapel Adorasi Ekaristi Abadi! Jangan sampai Tuhan berfirman dan menyebut kita sebagai angkatan jahat yang kurang percaya!

(rmabudippr)
Berkah Dalem
Sent from my heart of budhenkpr

Aloys Budi Purnomo Pr
"abdi Dalem palawija"
Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan; Komisi HAK Keuskupan Agung Semarang.

Renungan 15 Oktober 2012

“Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia ia berbuah banyak”
(Rm 8:22-27; Yoh 15:1-8)
 "Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku." (Yoh 15:1-8) ,demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Teresia dari Avila, perawan dan pujangga Gereja, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   St Teresa dari Avila yang kita kenangkan hari ini dikenal sebagai perawan yang sungguh membaktikan diri sepenuhnya kepada Tuhan, ia penuh wibawa, polos, cantik dan menyenangkan. Dalam hal hidup membiara ia juga dikenal sebagai pembaharu Ordo Karmelit. Ia membukukan pengalaman iman dan rohaninya dalam sebuah buku tebal yang sampai ini sangat membantu dalam hidup membiara di dalam Gereja Katolik. “Tinggal di dalam Dia, dalam Tuhan” alias berusaha hidup suci itulah yang senantiasa diusahakan. Maka perkenankan secara khusus saya mengingatkan dan mengajak segenap anggota Lembaga Hidup Bakti, para biarawan dan biarawati atau religius, untuk dapat menjadi teladan hidup suci bagi umat Allah. “Kerasulan semua religius pertama-tama terletak dalam kesaksian hidup mereka yang sudah dibaktikan, yang harus mereka pelihara dengan doa dan tobat” (kan 673), demikian dan peringatan pimpinan Gereja Katolik. Bukan jabatan, kedudukan, ijasah, pengalaman hidup dst.. yang utama dan pertama-tama, melainkan cara hidup dan cara bertindak yang sungguh dibaktikan kepada Allah alias hidup suci, bermoral dan berbudi pekerti luhur. Cirikhas orang suci memang senantiasa menarik, menawan, mempesona dan memikat siapapun untuk mendekat serta memotivasi orang lain untuk berusaha menjadi suci, semakin membaktikan diri kepada Allah. Maka semoga para religius yang  pada umumnya berpakaian resmi warna putih, tidak hanya putih pakaiannya, tetapi juga putih hati, jiwa, akal budi maupun tubuhnya alias bersih, tiada dosa dan noda sedikitpun. Sekiranya sekarang belum putih dan masih abu-abu, baiklah dengan rendah hati bersama dengan Tuhan, dalam doa dan tobat, kita berusaha untuk menjadi putih.
·   Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus” (Rm 8:26-27). Bahwa kita dapat berdoa dengan baik dan benar memang bukan semata-mata hasil usaha atau jerih payah kita, melainkan merupakan karya atau anugerah Allah, yang melalui RohNya senantiasa ‘membantu kita dalam kelemahan kita”. Para religius atau biarawan-biarawati sering juga disebut sebagai rohaniwan-rohaniwati alias orang yang sungguh hidup dari dan oleh Roh atau hobbynya bergaul bersama dengan Roh. Maka jika ada biarawan atau birawati bersikap mental materialistis dalam hidup dan pelayanannya berarti yang bersangkutan tidak hidup dan bertindak dalam dan oleh Roh, melainkan hanya mengikuti selera atau keinginan pribadi. Kami harapkan segenap biarawan dan biarawati dimana pun dan kapan pun dapat saling bekerjasama dan membantu dalam mengusahakan hidup suci, maka jika ada rekan biarawan atau biarawati tidak hidup suci, kami harapkan kepada siapapun tidak takut menegor dan mengingatkannya. Tentu saja antar biarawan dan birawati sendiri harus saling mengingatkan dan menegor ketika ada rekan-rekannya hidup seenaknya. Kami juga mendambakan semoga aneka pelayanan pastoral para biarawan-biarawati, entah pendidikan, social maupun kesehatan, juga lebih mengutamakan keselamatan jiwa manusia daripada aneka macam sarana-prasarana. Kesuksesan pelayanan terletak pada semakin banyak jiwa manusia diselamatkan.
“Sebab aku tetap mengikuti jalan TUHAN dan tidak berlaku fasik terhadap Allahku. Sebab segala hukum-Nya kuperhatikan, dan ketetapan-Nya tidaklah kujauhkan dari padaku; aku berlaku tidak bercela di hadapan-Nya, dan menjaga diri terhadap kesalahan. Karena itu TUHAN membalas kepadaku sesuai dengan kebenaranku, sesuai dengan kesucian tanganku di depan mata-Nya. Terhadap orang yang setia Engkau berlaku setia, terhadap orang yang tidak bercela Engkau berlaku tidak bercela, terhadap orang yang suci Engkau berlaku suci
 (Mzm 18:22-27)
Ign 15 Oktober 2012

Sabtu, 13 Oktober 2012

Resing Adorasi 13/10/12

Sabtu 13 Oktober 2012
Pekan Biasa XXVII

"Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus." (Galatia 3:26).

Buah iman adalah rasa aman, keselamatan dan kebahagiaan! Berkat iman kepada dan dalam Yesus Kristus, kita diangkat menjadi anak-anak Allah!

Kita disebut anak-anak Allah karena kita semua, "yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus." (Galatia 3:27). Baptisan adalah pintu gerbang utama menuju iman kepada Yesus Kristus!

Syukurlah, sebagai orang Katolik, kita tak hanya masuk ke dalam pintu iman; tetapi juga boleh menikmati hidangan yang istimewa untuk menguatkan iman kita. Hidangan itu berupa Ekaristi yang kita lanjutkan dalam Adorasi Ekaristi Abadi. Setiap kali kita merayakan Ekaristi dan berAdorasi Ekaristi Abadi, kita mengenakan Kristus, sebagai anak-anak Allah!

(rmabudippr)
Berkah Dalem
Sent from my heart of budhenkpr

Renungan Minggu XXVIII

Mg Biasa XXVIII: Keb 7:7-11; Ibr 4:12-13; Mrk 10:17-30
"Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Pada era kemajuan sarana-prasarana teknologi canggih yang terus bertumbuh dan berkembang saat ini, antara lain sarana komunikasi seperti tilpon/HP atau internet, kiranya segala sesuatu ingin diselesaikan dengan seccpat mungkin. Maka mau tak mau hal itu juga mempengaruhi cara hidup dan cara bertindak manusia, yaitu ingin ‘cepat-cepat sukses atau menikmati sesuatu, dst.’, misalnya cepat-cepat menerima ijazah kemudian membeli nilai atau menyontek, cepat-cepat ingin kaya maka kemudian melakukan korupsi seenaknya, cepat-cepat naik pangkat dan golongan atau jabatan kemudian melakukan KKN, cepat-cepat ingin menikmati kegairahan seksual kemudian meskipun masih remaja atau muda-mudi melakukan hubungan seks bebas yang berdampak kehamilan dan kemudian melakukan aborsi, dst.. Yang kiranya marak pada masa kini adalah cepat-cepat menikmati makanan atau minuman, dan untuk itu senantiasa mengkonsumsi makanan dan minuman instant dalam kemasan. Penelitian menunjukkan bahwa karena begitu banyak mengkonsumsi (kalau tidak boleh dikatakan sebagai menu sehari-hari) makanan dan minuman instant maka daya tahan fisik melemah alias tidak memiliki kebugaran dan kesehatan fisik/tubuh yang handal dan tahan terhadap aneka serangan virus penyakit. Sabda hari ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk hidup dan bertindak mengikuti proses sebagaimana dikehendaki oleh Allah.
"Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (Mrk 10:24-25).
Masuk ke dalam Kerajaan Allah”  berarti hidup dan bertindak sesuai dengan perintah dan kehendak Allah, tidak hidup dan bertindak hanya mengikuti selera pribadi atau keinginan sendiri. Kebanyakan orang masa kini adalah hidup dan bertindak mengikuti selera atau keinginan pribadi, cari seenaknya sendiri; aneka aturan atau tata tertib berhenti dalam tulisan dan tidak pernah dilakukan atau dihayati, sebagaimana dapat kita saksikan di jalanan dimana para pengendara kurang atau tidak mentaati rambu-rambu lalu lintas. Demikian juga banyak orang telah melanggar perjanjian atau ikrar yang telah diucapkan, misalnya janji baptis, janji perkawinan, kaul, janji/sumpah pegawai atau jabatan dst..
Jer basuki mowo beyo” = untuk hidup bahagia, damai sejahtera orang harus siap sedia berkorban dan berjuang, demikian kata peribahasa Jawa. Peribahasa ini kiranya merupakan suatu ajakan bagi kita semua untuk hidup dan bertindak mengikuti proses sebagaimana dikehendaki oleh Allah. Marilah kita lihat dan cermati bahwa tanaman atau binatang yang hidup, tumbuh dan berkembang sesuai dengan proses alamiah lebih sehat dan segar daripada yang perkembangan dan pertumbuhannya diintervensi dengan obat atau vitamin buatan. Sebagai contoh ayam kampung yang tumbuh berkembang secara alamiah meskipun kecil lebih mahal dan berkualitas daripada ayam piaraan dikandang yang dibesarkan dengan suntikan hormon maupun makanan-makanan instant.
Kepada para pelajar atau peserta didik kami harapkan berusaha menjadi pandai atau cerdas dengan berproses seperti biasa saja, artinya belajar terus menerus, tidak hanya belajar menjelang ulangan atau ujian, demikian juga dalam hal mengusahakan keterampilan hendaknya mulai dari yang sederhana kemudian berkembang ke yang lebih sulit dan akhirnya yang sulit dan berbelit-belit. Kepada mereka yang ingin kaya hendaknya lebih mengandalkan pada keterampilan, kecakapan dan kemampuannya, tidak melakukan korupsi sedikitpun dan dalam bentuk apapun.
Kita juga diingatkan bahwa ‘bersama dan bersatu dengan Allah’ pekerjaan atau tugas sesulit dan seberat apapun pasti akan dapat kita lakukan, karena bersama dan bersatu denganNya segala sesuatu mungkin dapat dilakukan. Tumbuh berkembang menjadi pribadi yang cerdas spiritual, beriman dan bermoral memang tidak mudah dan harus menghadapi aneka macam bentuk tantangan, hambatan maupun masalah yang berat dan sulit. Pengalaman menunjukkan bahwa mereka yang siap sedia bekerja  keras dengan membaktikan diri sepenuhnya kepada tugas dan pekerjaan serta Penyelenggaraan Ilahi senantiasa sukses menyelesaikan tugas atau pekerjaan sesulit dan seberat apapun. Hidup baik, suci dan berbudi pekerti luhur di era kemerosotan moral masa  kini tetap mungkin jika kita usahakan bersama dan bersatu dengan Tuhan. Tuhan senantiasa menyertai perjalanan hidup dan tugas kita jika kita membuka diri terhadapNya.
“Firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab” (Ibr 4:12-13)
Kutipan di atas ini mengingatkan dan mengajak kita semua untuk senantiasa hidup dan bertindak berpedoman pada firman atau sabda Tuhan, antara lain sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci.  Marilah kita ingat dan sadari serta tentu saja kita tiru bahwa para santo-santa semasa hidupnya senantiasa berpedoman pada sabda Tuhan, yang kemudian juga diikuti oleh para gembala kita, paus maupun uskup, dan juga para imam, dimana para gembala kita memiliki motto pelayanan dan perjalanan panggilan dari ayat-ayat Kitab Suci. “Firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita”, demikian peringatan bagi kita semua.
Dalam kenyataan sehari-hari sering terjadi bahwa kata-kata teman atau saudara sendiri lebih kuat dan tajam daripada firman atau sabda Allah. Hal ini menunjukkan bahwa yang bersangkutan kurang atau tidak beriman. Kami berharap kepada segenap umat beriman atau beragama untuk setiap hari membaca dan merenungkan apa yang tertulis di dalam Kitab Suci, dan temukan ayat yang mengesan serta selanjutnya jadikan pedoman atau pegangan perjalanan hidup dan panggilan anda. Tentu saja ayat tersebut sesuai dengan pengalaman iman atau perjalanan hidup anda. Sebagai contoh ketika menjelang ditahbiskan imam saya menemukan ayat Kitab Suci Di dalam Dia kita beroleh keberanian dan jalan masuk kepada Allah dengan penuh kepercayaan oleh iman kita kepada-Nya.” (Ef 3:12). Yang tercetak dengan tebal inilah yang menjadi motto penghayatan imamat saya sampai sekarang.
 
“Maka itu aku berdoa dan akupun diberi pengertian, aku bermohon lalu roh kebijaksanaan datang kepadaku. Dialah yang lebih kuutamakan dari pada tongkat kerajaan dan takhta, dan dibandingkan dengannya kekayaan kuanggap bukan apa-apa.Permata yang tak terhingga nilainya tidak kusamakan dengan dia, sebab segala emas di bumi hanya pasir saja di hadapannya dan perak dianggap lumpur belaka di sampingnya.Ia kukasihi lebih dari kesehatan dan keelokan rupa, dan aku lebih suka memiliki dia dari pada cahaya, sebab kilau dari padanya tidak kunjung hentinya.” (Keb 7:7-10). Hidup dan bertindak ‘dalam Dia/Allah’ memang tak terlepas dari doa. Dengan kata lain saya mengajak dan mengingatkan kita semua untuk tidak melupakan doa-doa harian sebagai umat beriman atau beragama. Hadapi dan sikapi aneka tugas, pekerjaan, masalah, tantangan dan beban dalam dan dengan doa alias bersama dan bersatu dengan Allah, karena dengan demikian pasti akan dapat kita laksanakan dengan baik dan sukses.
 
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya TUHAN -- berapa lama lagi? -- dan sayangilah hamba-hamba-Mu! Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita semasa hari-hari kami. Buatlah kami bersukacita seimbang dengan hari-hari Engkau menindas kami, seimbang dengan tahun-tahun kami mengalami celak “ (Mzm 90:12-15)
 
Ign 14 Oktober 2012

Jumat, 12 Oktober 2012

Renungan 13 Oktober 2012

"Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”
(Gal 3:22-29; Luk 11:27-28)
“Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: "Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau." Tetapi Ia berkata: "Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.” (Luk 11:27-28), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Pada bulan Rosario ini kita semua diajak untuk berdoa Rosario setiap hari seraya mengenangkan SP Maria, Bunda atau Teladan hidup umat beriman. Dalam kutipan Warta Gembira hari ini dikisahkan pujian ibu yang mengandung dan menyusui Yesus, yang tidak lain adalah SP Maria. Menanggapi pujian tersebut dengan rendah hati Yesus bersabda bahwa “Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.”. Sabda ini sekilas kelihatan bahwa Yesus tidak mengakui ‘ibu-Nya’, namun yang benar apa yang disabdakan tidak lain perihal SP Maria. “Mendengarkan firman Allah dan memeliharanya” itulah keunggulan SP Maria, yang hendaknya kita juga berusaha meneladannya. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan segenap umat beriman untuk senantiasa berusaha dengan sepenuh hati ‘mendengarkan dan memelihara firman Allah’. Untuk dapat mendengarkan firman Allah dengan baik dan benar perlu rendah hati, maka pertama-tama marilah kita berusaha hidup dan bertindak dengan rendah hati. Sedangkan yang dimaksudkan dengan ‘memelihara’ hemat saya adalah meresapkan atau mencecap dalam-dalam firman yang telah kita dengarkan, agar merasuki atau menjiwai cara hidup dan cara bertindak kita. Apa yang tertulis di dalam Kitab Suci memang pertama-tama dan terutama untuk dibacakan dan didengarkan serta kemudian dicecap dalam-dalam, bukan untuk bahan diskusi atau perdebatan. Keutamaan ‘mendengarkan dan memelihara’ ini hemat saya perlu dibiasakan atau dididikkan pada anak-anak sedini mungkin di dalam keluarga melalui teladan konkret orangtua. Ingatlah dan sadari bahwa kebanyakan dari kita lemah dalam hal pemeliharaan, dan banyak orang lebih suka membeli atau mengadakan daripada memelihara, atau merawat, sebagaimana terjadi , maaf kalau salah, suami-isteri suka membuat anak tetapi tak mau dan tak mampu memelihara atau merawatnya dengan baik.
·   Kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus. Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah” (Gal 3:26-29). Kutipan ini mengingatkan kita semua agar kita senantiasa hidup bersaudara atau bersahabat dengan siapapun, tanpa pandang bulu, SARA, pangkat, kedudukan, jabatan dst… Aneka perbedaan yang ada bersifat fungsional, yaitu berfungsi untuk memperdalam dan meneguhkan persaudaraan atau persahabatan yang ada. Sedangkan untuk mengusahakan persaudaraan atau persahabatan tidak lain adalah dengan menghayati apa yang sama di antara kita secara mendalam dan handal. Jika kita mampu menghayati apa yang sama di antara kita dengan mendalam dan handal, maka apa yang berbeda antar kita akan fungsional memperdalam persaudaraan atau persahabatan. Tak jemu-jemunya saya mengingatkan bahwa laki-laki dan perempuan yang saling berbeda satu sama lain ternyata saling tertarik, tergerak untuk saling mendekat, bersahabat dan bersatu. Dengan kata lain apa yang berbeda menjadi daya tarik, daya pikat, daya pesona untuk mengenal, mendekat, bercakap-cakap dan bersahabat. Hendaknya aneka perbedaan antar kita, tidak hanya beda kelamin, sungguh dihayati sebagai daya tarik, daya pikat dan daya pesona untuk mendekat dan bersahabat. Persaudaraan dan persahabatan sejati sungguh mendesak dan up to date untuk kita hayati dan sebarluaskan pada masa kini, mengingat dan memperhatikan tawuran antar pelajar dan mahasiswa marak di sana-sini, padahal mereka adalah masa depan kita. Semoga mereka yang berkarya di dalam sekolah atau pendidikan bekerjasama dengan para orangtua memberi perhatian yang memadai perihal persaudaraan atau persahabatan sejati.
Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN! Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu! Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya” (Mzm 105:2-5)
Ign.13 Okt 2012

Resing Adorasi 12/10/12

Jumat, 12 Oktober 2012
Hari Biasa Pekan XXVII

"Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" (Galatia 3:13).

Syukur kepada Allah karena kita boleh mengimani Tuhan Yesus Kristus yang telah menebus dosa kita! Kristus menebus dosa kita dengan rela menanggung kutukan melalui peristiwa salib!

Kalau Kristus rela terkutuk demi kita, apa yang sudah kita persembahkan bagi Dia? Adorasi Ekaristi Abadi merupakan salah satu ungkapan syukur kita kepada Kristus yang telah menebus dosa kita!

Syukur kepada Allah, Adorasi Ekaristi Abadi menjadi habitus baru umat beriman dalam upaya tinggal dalam Dia yang telah wafat dan bangkit demi menebus dosa!

(rmabudippr)
Berkah Dalem
Sent from my heart of budhenkpr

Kamis, 11 Oktober 2012

Renungan 12 Oktober 2012

“Setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh”
(Gal 3:7-14; Luk 11:15-26)
Tetapi ada di antara mereka yang berkata: "Ia mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan." Ada pula yang meminta suatu tanda dari sorga kepada-Nya, untuk mencobai Dia. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata: "Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa, dan setiap rumah tangga yang terpecah-pecah, pasti runtuh. Jikalau Iblis itu juga terbagi-bagi dan melawan dirinya sendiri, bagaimanakah kerajaannya dapat bertahan? Sebab kamu berkata, bahwa Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul.Jadi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, dengan kuasa apakah pengikut-pengikutmu mengusirnya? Sebab itu merekalah yang akan menjadi hakimmu. Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah, maka sesungguhnya Kerajaan Allah sudah datang kepadamu. Apabila seorang yang kuat dan yang lengkap bersenjata menjaga rumahnya sendiri, maka amanlah segala miliknya. Tetapi jika seorang yang lebih kuat dari padanya menyerang dan mengalahkannya, maka orang itu akan merampas perlengkapan senjata, yang diandalkannya, dan akan membagi-bagikan rampasannya. Siapa tidak bersama Aku, ia melawan Aku dan siapa tidak mengumpulkan bersama Aku, ia mencerai-beraikan." "Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia pun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian, dan karena ia tidak mendapatnya, ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapi teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya, dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula.” (Luk 11:15-26), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
·   Rumahtangga atau keluarga kuat, damai sejahtera dan bahagia, maka hidup bersama di masyarakat pun akan demikian adanya. Dengan kata lain hidup rumah tangga atau berkeluarga memang sungguh merupakan dasar atau modal utama hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maka berrefleksi atas Warta Gembira hari ini pertama-tama dan terutama kami mengajak dan mengingatkan anda semua yang hidup berrumahtangga atau berkeluarga untuk senantiasa mengusahakan kesatuan yang didasarkan pada cintakasih dalam situasi dan kondisi macam apapun. Ingatlah dan hayati bahwa cintakasih lah yang mendasari dan mengikat anda berdua sebagai suami-isteri, demikian juga kehadiran anak-anak di dalam keluarga juga karena cintakasih. Hadapi segala macam godaan untuk bercerai atau kemunduran hidup saling mengasihi dengan segala kerendahan hati seraya mengandalkan diri pada Allah yang telah mempertemukan anda berdua. Kami berharap entah suami atau isteri tidak berselingkuh, memang semakin anda berdua semakin dekat satu sama lain pasti akan semakin mengenal kelemahan dan kekurangan pasangannya. Tetapi ingat bahwa jika tidak mampu mengasihi mereka yang setiap hari hidup bersama, maka anda pun tak akan dapat mengasihi orang lain; semakin anda terampil saling mengasihi dengan orang-orang yang setiap hari hidup dan berkerja bersama, maka anda semakin terampil juga mengasihi orang lain, orang-orang yang baru saja dikenal dan bertemu. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh, demikian kata sebuah pepatah yang hendaknya kita renungkan.
·   Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham. Dan Kitab Suci, yang sebelumnya mengetahui, bahwa Allah membenarkan orang-orang bukan Yahudi oleh karena iman, telah terlebih dahulu memberitakan Injil kepada Abraham: "Olehmu segala bangsa akan diberkati."Jadi mereka yang hidup dari iman, merekalah yang diberkati bersama-sama dengan Abraham yang beriman itu” (Gal 3:7-9). Sebagai orang beriman, entah agama atau kepercayaannya apapun sering disebut sebagai ‘anak-anak Abraham’, karena Abraham adalah bapa umat beriman. Memang orang mengaku beragama belum tentu beriman, sebaliknya orang yang sungguh beriman tidak otomatis juga beragama. Hemat saya yang penting dan utama adalah beriman bukan beragama, dan iman harus diwujudkan dalam tindakan atau perilaku, tidak berhenti pada wacana atau omongan. Maka marilah kita berlomba dalam mewujudkan iman dalam cara hidup dan cara bertindak kita setiap hari dimana pun dan kapan pun. Hendaknya jangan memang suku, agama atau ras, maupun pangkat dan kedudukan, dalam menilai orang, melainkan perilaku atau tindakannya sebagai perwujudan iman. Kami berharap kepada para pemuka atau pemimpin agama untuk dapat menjadi teladan dalam penghayatan iman, dalam cara hidup dan cara bertindak yang baik, mulia dan bermoral atau berbudi pekerti luhur. Para pemuka, pemimpin atau tokoh agama hendaknya tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain melakukan apa yang berdosa atau jahat. Pada masa kini hemat saya sedang terjadi krisis keteladanan atau inspirasi untuk berbuat baik.
“Haleluya! Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah. Besar perbuatan-perbuatan TUHAN, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya. Agung dan bersemarak pekerjaan-Nya, dan keadilan-Nya tetap untuk selamanya. Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan; TUHAN itu pengasih dan penyayang.” (Mzm 111:1-4)
Ign 12 Oktober 2012

Resing Adorasi 11/10/12

Kamis 11 Oktober 2012
Pekan Biasa XXVII

PEMBUKAAN TAHUN IMAN

"Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya." (Lukas 11:13).

Hari ini adalah pembukaan Tahun Iman sebagaimana dicanangkan oleh Paus Benediktus XVI. Tahun Iman mulai hari ini, 11 Oktober 2012 sampai 24 November 2013.

Iman adalah tanggapan atas Allah yang mewahyukan Diri-Nya dalam diri Yesus Kristus! Berkat Roh Kudus, kita boleh beriman! Syukurlah kita mempunyai Bapa di sorga yang akan mencurahkan Roh Kudus bila kita meminta-Nya!

Adorasi Ekaristi Abadi adalah ungkapanm sekaligus perwujudan iman yang nyata! Semua itu bisa terjadi hanya karena Roh Kudus semata!

(rmabudippr)
Berkah Dalem
Sent from my heart of budhenkpr

Rabu, 10 Oktober 2012

Sêmbahyang Mungkasi Lêladi minangka Prodhiakon



“Aku munjuk atur panuwun ing Pangéran,/ jiwaku surak gambira ing Allahku,/ awit Pangéran ngrênggani aku mawa sandhangan karahayon,/ lan nyingêbi aku mawa jubah kasunyatan...”

Allah, Rama ingkang mahawicak,/ kawula munjuk atur panuwun ing ngarsa Dalêm,/ déné sampun ngêparêngakên kawula ngêmban ayahan minangka prodhiakon,/ lêladi dhatêng umat sutrêsna Dalêm ing Paroki Santo Yusup Baturetno punika./ Brana ingkang nyantosakakên kapitadosan saèstu kawula alami./ Sapunika kawula ngrumaosi/ pranyata makatên wau péranganing margi/ Sampéyan Dalêm nrêsnani,/ mêmangun,/ saha akarya suburing kadiwasan kapitadosan kawula lan brayat kawula./ Kawula sumêdya mungkasi ayahan lêladi mirunggan punika/ lan badhé kasulihan déning sadhèrèk-sadhèrèk kawula sanèsipun./ Kaparênga paring pangampingan, dhuh, Rama,/ amrih sangsaya kathah sadhèrèk kawula/ rila tumanggap dhatêng wisik tuwin timbalan Dalêm,/ ndhêdhêr wijining asih,/ nyêbar èsêming pangajêng-ajêng/ saha mbabar gumêlar ing pakaryan./ Hyang Roh Suci, Risang Pêpadhang,/ paringa nugraha lan pangampingan dhatêng para kadang prodhiakon énggal mangké,/ amrih dadosa paladi ingkang tumanggap dhatêng kawontênaning umat,/ satêmah umat sagêd mêthik woh mabondhotan saking lêladosanipun./ Krana Sang Kristus, Gusti kawula.  
Amin.